Kita tak pernah merayakan Perpisahan. Puisi dan tulisan-tulisan semacam
itu adalah prosesi menghadapi hari-hari penuh luka. Tak ada tempat untuk
pulang.
Semua orang ku lihat tak punya nama. Mereka bebas perang. Tak ada batas.
Tak ada apapun. Kemarin dan esok juga tak ada.
Jika kau berkenang hadir, akan kusiapkan untukmu sebuah upacara. Bunga
dan altarnya telah siap. Ku undang pula beberapa senja dan hujan sebagai
pengiring paling romantis. Lalu akan ku katakan pada semesta, bagaimana
meriahnya menyambut pelepasan.
Kertas putih yang belum kau baca, pelukan yang tak punya ruang atau
kamar tempat kau hangatkan tubuhku. Aku mati berulang kali.
Detik jam membunuhku setiap waktu. Setiap saat.
Ku lanjutkan sisa cerita ini.
"Di manapun aku berada, di manapun aku bernafas -Aku adalah kamu.