29 hari (februari kini)

Senin, 29 Februari 2016

Pertemuan yang singkat, usai oleh gelap yang menamakan dirinya malam
percakapan-percakapan yang terhenti oleh kebisuan, lidah yang membeku

di jembatan itu, kulihat sepasang mata untuk yang terakhir kalinya
katamu baiklah, aku yang pergi atau kau yang pergi
atau begini saja,  kita sama-sama pergi

sejak malam itu, rindu sekali lagi membunuhku
senja, hujan, malam, mana yang kau pilih untuk cerita ini?

februari kini, 29 hari telah berlalu

Hanya Untuk Dikenang

Minggu, 14 Februari 2016


Entah kapan aku harus berhenti menulis cerita tentangmu
Mungkin akan hilang pada kelupaan yang menjadikannya tiada

Cerita ini hanya bisa kulukiskan dalam bentuk puisi
Bahwa kau adalah bahagia yang lahir dari cinta
Seikat senyum kau tawarkan padaku sebagai hiasan untuk dikenang
Melupakan bukanlah pilihan.

Aku tak memilih lupa untuk mengingatmu
Karena dengan begitu, kau akan tetap menjadi cintaku

Kau tau, hujan slalu berawal gerimis
Namun adakalanya tak berakhir pelangi
Mungkin pepatah itu untuk kisah kita
Kau, aku, dan kenangan

Diujung jalan sana
Mungkin kita akan bertemu
Entah kapan, atau nanti
Sebelum itu terjadi
Berbahagialah.

Oleh: Milhan Torhan Wael
Malang, 15 Februari 2016

"Senja Kan Kembali" Cerpen oleh Ujung Pena

Kamis, 04 Februari 2016

 1 tahun sebelumnya.

“Bu, aku pergi ya?”
“Ia Nak, hati-hati di jalan”
“Ia, Bu”
Pagi ini seperti biasanya, lelaki dengan TB 170 cm, BB 59 kg, anak pertama dari 4 bersaudara, harus pergi ke kampus pagi-pagi layaknya orang kantoran, namanya adalah Miko. Alasannya ke kampus pagi-pagi karena ada yang ingin dilihat, terlambat sedikit saja Miko bakalan kehilangan momen itu. Alasan lainnya karena jarak antara rumah Miko dengan kampus lumayan jauh, sekitar 30 Km lebih. Nah, supaya nggak telat, Miko berangkatnya harus pagi.

“akhirnya nyampe juga, untung ngga telat” mata Miko melirik kiri dan kanan, mencari sesuatu yang membuatnya seperti superman di pagi hari.

“yah, belum datang, tunggu ajalah”
30 menit lebih Miko menunggu, sosok yang dinanti-nantikan akhirnya tiba. Mobil Toyota Yaris merah dengan nomor polisi B 9207 AL akhirnya ada di depan mata Miko. Nampak seorang gadis dengan kemeja kotak-kotak berwarna biru plus celana jeans yang dipadakuan dengan sepatu Converse All Star biru turun dari mobil itu. Wangi parfumnya tercium sudah saat angin yang berhembus ke arah Miko yang mebuatnya semakin klepek-klepek. Namanya Alfi, gadis dengan rambut sebahu yang menjadi idola di kelas mereka, bukan hanya dikelas sih, bisa dibilang salah satu dari idola-idola yang ada di kampus mereka. Stylenya seperti mahasiswi yang lain, tapi entah mengapa, Miko melihatnya berbeda. Mungkin karena Miko mulai memiliki perasaan yang khusus padanya.

“Kamu ngapain disitu?” tanya Alfi

“Lo kayak nggak tau aja gue lagi nungguin siapa?” jawab miko dengan cekikan kecil

“Ayo, nungguin cewek lo ya? Cie cie, yang udah punya cewek, hahahahaha” goda Alfi yang kemudian tertawa.

“siapa yang lagi nungguin cewek, gue lagi nungguin si Hafid” jawab Miko yang nampak agak kesal.

“Hahahahaha, maaf deh, gue hanya bercanda tadi” sahut Alfi dengan tangan memohon.

“ia deh, nggak apa-apa koq, santai aja”

“Ok, kalo gitu gue ke kelas duluan. Byeee” Alfi kemudian berlalu meninggalkan Miko yang masih diatas motornya.
Saking asyiknya ngelamunin si Alfi, Miko ampe nggak nyadar kalo Hafid udah ada di sampingnya.

“Woe” ucap Hafid sembari memukul pundak Miko.

“Lo ngagetin gue aja”

Siapa yang ngagetin lo, gue itu udah dari tadi di sini, lo nya aja yang nggak sadar. Hayooo, pasti lagi ngelamunin si Alfi kan?” Tanya Hafid yang sedikit mengerinyitkan keningnya.

“siapa yang ngelamunin dia? Gue itu dari tadi nungguin lo.”bantah Miko.

“Lo nungguin dia apa nungguin gue? Kayak gue nggak tau aja. Kalo suka tuh nembak, bukan dilamunin, ntar diambil orang baru nyesel lo.” sahut Hafid

“udah lah, nggak usah ngebahas Alfi, masuk yuk?”

“Hmmmmm, ok.”

Hafid adalah sahabat Miko dari kecil. Dia itu udah seperti kakak bagi Miko. Hafid adalah anak basket di kampus, TBnya 178 cm, BB 63 kg. Nah, di kampus itu Hafid populer lo, kebetulan dia adalah kapten TIM basket kampus, jadi semua anak-anak pasti kenal sama Hafid.

Sesampainya di kelas, Hafid disambut sama ciuman yang menempel di pipinya.

“Koq lama sih sayang? Aku udah dari tadi nungguin lo?” tanya Fika.

Fika adalah pacarnya Hafid, mereka udah pacaran dari SMA. Fika juga temenan baik sama Alfi.

“maaf deh Beb, gue tadi ngobrol-ngobrol dulu sama Miko di parkiran.” jawab Hafid yang kemudian mencubit pipinya Fika.

“ia deh. Pagi miko” sahut Fika

“Pagi juga, gue duduk duluan ya?” ucap Miko kemudian meninggalkan Fika dan Hafid yang masih mengobrol.

“ok. Beb, Miko udah nembak Alfi belum sih?” tanya Fika

“belum sih, nggak tau kenapa dianya nggak berani.” 

“loh, kog gitu? Miko parah deh.”

“yah, mau gimana lagi, miko orangnya emang kayak gitu. Dia bakalan nembak kalo si ceweknya itu harus ngasih signal kalo dia juga suka sama Miko.” jawab Hafid

“kelamaan dong sayang?”

“makanya itu, sayang harus bantuin gue ngedeketin si Alfi sama Miko.”

“ok deh sayang, siap 86. Hehehehehe. Ya udah, gue ke Alfi dulu ya Beb, byeee” sambung Fika

“Hari ini mata kuliah kita sampai disini. Sekarang, Bapak akan bagi kelompok untuk kalian turun ke publik sesuai materi yang udah Bapak berikan. Jangan lupa, hasilnya dipresentasikan 2 minggu dari sekarang.” ucap Pak Idris.

“semoga aja gue sekelompok sama Alfi” gumam Miko dalam hati.

“Alfi, Hafid, Fika dan Miko kelompok 7” kata pak Idris.

Serentak Miko langsung berdiri dan “yes yes yes.” anak-anak sekelas pada ketawain Miko termasuk Hafid, Fika dan Alfi.

“udah-udah, diam smuanya, kamu lagi Miko, lagi kesurupan?” lanjut pak Idris

“nggak koq pak” jawab Miko

“hmmmmmm. Jangan lupa untuk hasilnya dipresentasikan 2 minggu dari sekarang. Slamat siang smuanya.” lanjut pak idris yang kemudian meninggalkan kelas.

“cie-cie, yang sekelompok sama Alfi, hahahaha.” goda hafid dengam cekikan kecil

“hmmm, emang lo nggak sekelompok sama Fika.” ketus Miko

“hahaha, tapi lo senang kan bisa sekelompok sama Alfi?” lanjut Hafid

“ya lo kan tau perasaan gue ke dia seperti apa, udah pasti senang lah.” jawab Miko dengan sedikit senyum diwajahnya.

“Beb, Miko, sini kita bahas apa yang mau dibuat ntar?” panggil Fika.

Mereka berempat pun mendiskusikan apa yang mau mau dibuat nanti. Saat-saat itu merupakan saat-saat dimana Miko merasa dia adalah superman yang telah berhasil nyelamatin penduduk bumi dari serangan musuh. Bagaimana tidak, Miko sekarang sekelompok sama Alfi, cewek yang dia suka, dan selama dua minggu dia bakalan bisa lebih dekat sama Alfi.

“Guys, gue balik duluan ya?” ucap Alfi yang membuat Miko sedikit kecewa.

“loh, napa Fi? Ada keperluan mendadak?” tanya Fika

“ia nih, gue harus nganter nyokap ke rumah temannya.” jawab Fika sambil merangkul tasnya.

“ia udah, hati-hati di jalan. Miko, kamu anterin Alfi ke parkiran gih, kasian, masa cewek jalan sendirian, kalo di gangguin anak-anak gimana?” lanjut Fika dengan senyuman kecil

“ah nggak usah, nanti malah ngerepotin.” jawab Fika

“nggak apa-apa koq, ia kan Mik?” sambung Hafid

“ia, nggak apa-apa koq, yuk?” lanjut Miko yang kemudian berlalu bersama Alfi meninggalkan Fika dan Hafid yang masih saling pandang dengan senyuman kecil di wajah mereka.

“Sayang, mereka cocok kan?” tanya Fika

“ia sayang, cocok koq, yah sekarang kita berdoa aja. Semoga mereka bisa seperti kita. Hahahaahha.” sambung Hafid yang kemudian tertawa.

“kamu bisa aja sayang.” lanjut Fika sambil mencubit hidung Hafid.

Miko dan Alfi pun ke parkiran bersama-sama.

“Fi, emang ada urusan apa sih?” tanya Miko memulai pembicaraan.

“oh itu, nyokap gue mau arisan, jadi gue yang ngantar, soalnya kakak gue pulang kantornya malam.” jawab Fika dengan senyum diwajahnya

“oh, di rumah gue juga ntar ada arisan. Ibu-ibu emang gitu ya, arisan melulu.” sambung Miko

“Namanya juga Ibu-ibu, dimaklumin aja.”

“Fi, pacar lo ngga marah ni liat gue anterin lo ke parkiran.” tanya Miko yang agak malu-malu.

“hahahahha, pacar? Emang lo pernah liat gue jalan sama cowok dimana? Atau lo pernah liat ada cowok yang jemput gue?” jawab Fika sambil tertawa.

“Berarti lo ngga ada pacar dong?”

“ia, nggak ada.”

“asik” sambung Miko

“asik kenapa nih? Lo mau deketin gue? Nggak mau ah?” jawab Fika sambil geleng-geleng kepalanya.

“siapa yang mau deketin lo, huwwww.” ucap Hafid yang sedikit kecewa

“ya udah kalo nggak mau deketin gue. Hahahaha” lanjut Alfi.

“orang aneh.” sambung Miko.

“Mik, thanks yah, udah nganterin gue. Oh yah, nanti kabarin gue soal kerjaan kita. Ok?” lanjut Alfi

“ia, nanti gue kabarin lo, nomor lo masih yang lama kan?”

“ia, masih yang lama koq, ok, gue jalan ya, byeeee.” lanjut Alfi yang kemudian pergi dengan senyuman manis yang membuat Miko semakin cinta.

Hari itu adalah hari yang sangat-sangat spesial buat Miko. Dia seperti telah kesurupan dewa cinta. Hari-hari mereka pun mulai berbeda, Miko sekarang bisa lebih dekat dengan gadis yang disukainya. Miko pun tak perlu bangun pagi-pagi untuk bisa sekedar melihat Alfi tiba di kampus, karena sekarang Miko bisa ngejemput Alfi atau nganterin Alfi pulang. Tapi sayang, Miko kalo ngejemput atau nganterin pulang tak pernah di rumahnya Alfi. Itu karena Alfinya takut sama Nyokapnya. Walaupun begitu, Miko tetap bersyukur, karena sekarang dia bisa lebih dekat dengan Alfi. Ini semua berkat pak Idris.

“Miko, anterin kue Ibu ya ke rumah temannya Ibu?” pinta nyokapnya Miko

“yah ibu, Miko nggak bisa Bu, miko harus…”

“Pokoknya harus, Ibu nggak mau tau, adikmu kan lagi sibuk latihan, jadi kamu yang harus nganterin.” ketus nyokapnya Miko

“ia deh Bu, ia-ia.” sambung Miko

“gitu dong, itu baru namanya anak ibu yang ganteng, hehehe.” lanjut nyokapnya Miko dengan cekikan kecil.

“Alamatnya Bu?” tanya Miko

“nih, hati-hati di jalan.” sambung nyokapnya Miko

“ia Bu, Assalamualaikum”

“wa’alaikumsalam”

Miko pun bergegas ke alamat tersebut.

“waduh, ini pasti dari mereka.” handphone miko bergetar yang membuatnya harus berhenti.

“Lo dimana Mik? Koq belum nyampe-nyampe juga?” tanya Hafid lewat panggilannya

“sorry nih bro, gue kayaknya telat deh, gue harus nganterin kuenya nyokap dulu.” jawab Miko

“ia udah, kalo gitu kita nonton jam berikutnya aja ya? Ini Alfi sama Fika udah sama gue.” ucap Hafid

“ok deh, bilangin ke mereka gue telat datangnya. Bye Bro.” jawab Miko yang kemudian matikan panggilan dari Hafid.

“Miko kayaknya agak telat deh, soalnya dia nganterin kue nyokapnya dulu. Kita nonton jam berikutnya aja yah?” ucap Hafid ke Alfi dan Fika.

“jalan ini kan yang sering gue ngantar jemput Alfi? Ah, gue harus cepat-cepat nih.” gumam Miko dalam hati

“Akhirnya nyampe juga. Permisi.” miko akhirnya nyampe di alamat yang dikasih nyokapnya.

“ia, tunggu sebentar. Kue dari Ibu Sandra ya?” tanya wanita yang seumuran Nyokapnya Miko

“ia, ini dengan Ibu Maya?” tanya Miko

“ia, makasih yah udah nganterin kuenya.”

“ia bu, sama-sama. Kalo gitu aku permisi balik ya bu?” sambung Miko

“ia, hati-hati di jalan. Salam yah buat Ibunya.” lanjut Bu Maya

“ia Bu.” Miko pun bergegas ke mall tempat Hafid dan yang lain berada.
“hallo, kalian dimana Fid?” tanya Miko

“Di Bioskop biasa kita nonton. Emangnya Lo dimana?” lanjut Hafid

“gue udah di mall. Gue ke sana skarang.” sambung Miko yang kemudian matikan panggilannya dan bergegas ke bioskop tempat mereka kumpul.

“sorry guys, gue telat, ada urusan mendadak tadi.” ucap Miko dengan nafas yang terengah-engah.

“duduk dulu, masih ngos-ngosan gitu udah ngomong.” sambung Alfi

“cie-cie,ada yang perhatian ni.” sambung Fika

“lo nggak boleh telat lagi, kan udah ada yang perhatian sama lo.”lanjut Hafid dengan cekikan kecil

“lo berdua kenapa sih? Sebagai teman kan harus perhatian? Ia nggak Mik?” jawab Alfi yang mencoba membela diri.

“temen apa demen. Hahahahaha.” jawab Fika yang kemudian tertawa.

“udah-udah, masuk yuk, filmnya udah mau mulai tuh.” lanjut Miko.

Alfi hanya tersenyum saja waktu Fika ngomong kayak tadi. Mereka pun masuk kedalam bioskop menikmati film yang sudah mereka tunggu.
2 jam sudah mereka menonton, kini filmnya telah usai.

“filmnya bagus ya?” ucap Fika

“ia, keren loh. Menurut lo berdua gimana?” tanya Alfi

“bagus-bagus” jawab Miko dan Hafid serentak.

“Mik, lo anterin Alfi pulang ya, soalnya gue sama Fika masih mau jalan-jalan dulu.” ucap Hafid

“loh, kamu ngga bawa mobil Fi?”

“ia, tadi aku dijemput sama Fika dan Hafid.” jawab Alfi

“ok deh.” ucap Miko

“ya udah, kita berdua pamit ya, byeeeee.” Hafid dan Fika pun berlalu meninggalkan Miko dan Alfi sendirian.

Miko dan Alfi segera ke parkiran mall.

“Fi, lo ada waktu sebentar nggak?” tanya Miko

“ada, kebetulan tadi gue izin ke nyokap kalo pulangnya agak telat dikit, jadi nggak masalah.” jawab Alfi

“ok, gue mau nunjukin satu tempat yang bagus buat lo. Brangkatttttt.” ucap Miko yang kemudian memacu motor yamaha ZR miliknya.

“Fi, lo nutup mata ya?”

“emangnya kenapa?” tanya Alfi

“Tutup aja, kalo gue bilang buka baru lo buka ya?” lanjut Miko

“ia deh.” jawab Alfi

“Kita udah nyampe Fi, lo masih tutup mata kan?” tanya miko yang kemudian berhenti di sebuah pantai.

“ia masih”

“ok, turunnya hati-hati. Sini tangan lo.” pinta Miko

“Fi, sekarang buka matamu pelan-pepan.” ucap miko dengan sedikit senyum diwajahnya

“ya ampun Miko, ini keren banget, seumur-umur gue baru pertama kali ngeliat sunset yang sebagus ini. Thanks ya Mik udah ngajakin gue kesini. Pokoknya gue harus kesini lagi nih.” ucap Alfi dengan wajah yang berseri-seri.

“Fi, sebenarnya gue pengen ngomong sesuatu sama lo, tapi janji ya, ngga bakalan marah?” tanya Miko yang membuat Alfi sedikit gugup.

“ia” jawab Alfi.

“Fi, sebelum senja ini benar-benar lenyap, sebelum matahari ini menghilang, gue pengen lo tau apa yang sebenarnya yang gue rasain sama lo. Gue suka sama lo Fi, entah mengapa saat dekat lo gue jadi seperti seseorang yang hidupnya penuh warna. Maaf ya Fi, tapi gue nggak bisa nyembunyiin perasaan gue ke lo lagi. Gue sayang sama lo Fi.” serentak semuanya menjadi hening, hanya deburan ombak dan sayup-sayup suara angin yang terdengar.

“Fi, lo mau nggak jadi pacar gue? Ibu untuk anak-anak gue nanti? Gue harap lo ngebalas perasaan gue ini.” ucap Miko dengan nada serius

“Mik, maaf ya, maaf karena gue ngga bisa.” jawab Alfi

Seketika hening kala sore itu seperti jutaan tombak untuk Miko. Rasa sedih yang mendalam sudah pasti dirasakan Miko.

“ia, gue ngerti…” ucap Miko yang langsung dipotong Alfi.

Maaf karena gue nggak bisa nolak lo. Gue juga sayang sama lo Mik.” ucapan Alfi mengagetkan Miko.

“apa Fi? Coba ulang sekali lagi?” ucap Miko sedikit tidak percaya apa yang barusan ia dengar.

“ia, gue juga sayang sama lo Mik.”

“Horeeeeeeeeee!!!” ucap Miko yang kemudian berlari ke bibir pantai.

“jadi kita sekarang pacaran dong, brarti gue manggil lo sekarang sayang, bebeb, beb, atau apa ni? Tanya Miko dengan hati yang berbunga-bunga.

“terserah lo deh. Intinya kan lo sayang sama gue.” ucap Alfi dengan senyum merona di pipinya.

“makasih ya Fi, hari ini gue seneng banget. Pokoknya hari ini nggak bakalan gue lupa seumur hidup gue. I love you Alfi !!!!!!!!” teriak Miko dengan sekuat-kuatnya.

“Mik, napa sih lo nembak gue lama banget?” tanya Alfi

“emang dari dulu lo udah suka sama gue?” sambung Miko

“hmmmm, gue itu tau, lo tiap pagi ke parkiran kampus buat nungguin gue kan?” lanjut Alfi

“lo tau dari mana?”

“si Fika yang ngomong sama gue. Terus Hafid juga bilang kalo lo tuh udah lama suka sama gue. Cuman lonya aja yang takut nembak.” kata Alfi

“hehehe ia sih, gue emang udah lama suka sama Lo. Bukannya takut sayang, ya gue harus cari tau dulu lo udah ada pacar atau belum. Biar nantinya gue nggak kecewa gitu. Tapi ya sudahlah, yang lalu biarlah berlalu, kita kan sekarang udah jadi sepasang kekasih, ia nggak?” kata Miko

“ia sih sayang. Sayang, balik yuk, udah malam nih.” lanjut Alfi

“ok sayang, siap 86” ucap Miko sambil hormat ke Alfi.

Senja itu adalah senja yang nggak bakalan dilupakan sama mereka berdua. Senja itu adalah saksi mereka dimana dua hati disatukan antara terang dan gelap. 

                                                                      ******

“nih anak kemana sih? Biasanya jam segini udah ada di pirkiran.” kata Hafid yang sudah cukup lama menunggu sahabatnya itu.

Tak lama kemudian Miko muncul bersama Alfi yang diboncengnya.

“cie- cie yang boncengan, ngga mikir temannya nungguin dari tadi.” sapa Hafid

“maaf deh, tadi kena macet, ia kan sayang?” ucap miko dengan melemparkan senyum ke arah Hafid

“kalian berdua udah? Gue nggak salah dengar kan?” tanya Hafid yang agak kaget mendengar perkataan Miko.

“ia, gue sama Miko udah jadian. Baru koq kemarin.” kata Alfi yang sedikit malu

“sumpah gue kaget banget. Ya Tuhan, terima kasih, Engkau telah mempersatukan mereka berdua.” ucap Hafid dengan tangan seperti orang berdo’a.

“hehehe, nggak usah kasih tau ke anak-anak ya, biar mereka tau sendiri.” pinta Miko

                                                                      ******

Jalinan kisah cinta Miko dan Alfi layaknya di dongeng-dongeng. Walau banyak masalah yang terjadi, mereka tetap satu dalam cinta. Mereka berdua selalu menghabiskan akhir pekan bersama, terkadang mereka selalu pergi ke tempat-tempat wisata yang menarik, terkadang juga mereka slalu pergi ke pantai, tempat mereka saling menyatakan perasaan masing-masing. Walau hanya sekedar menikmati senja.

“sayang, pantai dan senja ini nggak bakalan gue lupain. Karena disinilah, gue pertama kali ditembak sama cowok yang gue suka.” ucap Alfi

“ia sayang, gue juga nggak bakalan lupa sama tempat ini, sama senja ini, dan wajah manismu ketika nerima cintaku.” kata Miko

“Mik, gue sayang banget sama lo. Love you forever my honey.” kata Alfi yang kemudian menyandarkan kepalanya dibahu Miko

“Gue juga sayang banget sama lo Fi. Hanya maut yang bisa memisahkan kita. Love you so much sayang.” ucap Miko.

Mereka berdua adalah pasangan yang disatukan alam. Kisah cinta mereka adalah Senja yang akan selalu ada.

“sayang, selesai kuliah kamu mau kemana? Kita jalan-jalan yuk?” tanya Miko

“yah, maaf deh sayang, gue harus ngantar nyokap arisan. Maaf ya sayang?” kata Alfi sambil memegang tangan Miko

“ia deh sayang, nggak apa-apa. Perginya hati-hati ya sayang.” kata Miko sambil mencubit hidung Alfi

Alfi pun hanya mengangguk.

“Assalamualaikum. Bu, aku pulang.” kata Miko

“untung kamu pulangnya cepat Nak, bantuin Ibu yah beres-beres rumah.” kata nyokapnya Miko

“loh, emangnya ada apa sih Bu?”

“ini, bentar lagi teman-teman ibu datang, kita mau arisan di rumah. Oh ia, sekalian kalo udah selesai bersih-bersihnya, kamu mandi terus dandan yang rapi yah, jangan lupa pake parfum.” kata nyokapnya Miko sambil senyum-senyum kecil

“emang ada apa sih Bu?” tanya Miko

“pokoknya ikut apa yang ibu bilang.”

Miko adalah anak yang penurut sama orang tua. Apalagi sama ibunya, dia nggak bakalan bisa menolak permintaan ibunya.
Semua tamu sudah pada datang, acara arisan di rumahnya miko sudah mulai ramai.

“Bu Sandra, anaknya mana? Koq belum turun juga?” kata seorang wanita dengan gaun berwarna merah yang mebuatnya tampak elegan.

“Bentar ya Bu, aku panggilin dulu, Mik, turun nak.” kata nyokapnya Miko

“ia Bu, bentar.”

Saat miko turun, semua mata tertuju padanya, Miko tampak sangat tampan dengan kemeja ungu yang melekat di badannya.

“iniloh Bu, anakku yang aku ceritain?” kata nyokapnya Miko

“Ibu yang waktu itu aku anterin kue ke rumah Ibu kan?” tanya Miko

“ia” ucap wanita dengan gaun merah tersebut.

“Bu Maya, Alfinya mana?” tanya nyokapnya Miko

“itu lagi di teras, lagi main sama anak Ibu yang paling kecil. Aku panggilin ya.” kata Bu Maya

“namanya sama kayak nama pacarku” gumam Miko dalam hati.

“iniloh anaknya” kata Bu Maya

“Alfi?”

“miko?”

Alfi dan Miko nampak kaget. Mereka tak menyangka bakalan bertemu di rumahnya Miko.

“loh, kalian berdua udah saling kenal Fi?” tanya nyokapnya Miko

“ia bu, Miko ini sebenarnya pacarnya Alfi. Bu, maaf ya, selama ini Alfi nggak ngasih tau ke ibu kalo Alfi udah punya pacar.” ucap Alfi ke nyokapnya.

“nggak masalah koq Al, ibu malah seneng kamu jadian sama Miko. Soalnya Ibu sama ibunya Miko berniat menjodohkan kalian berdua.” ucap Bu Maya yang membuat Miko sedikit kaget mendengarnya.

“ia Mik, ibu sama Bu Maya emang berniat jodohin kamu sama Alfi. Karena ibu pikir, Alfi itu tipe wanita yang baik buat kamu. Tapi karena sekarang kalian sudah pacaran, yah gitu deh. Ingat, pacaran yang baik-baik. Jagain Alfi, kalo dia kenapa-napa, ibu nggak bakalan maafin kamu.” kata nyokapnya Miko yang mebuat Alfi sedikit malu.

“ia Bu, makasih yah, udah ngerestuin hubunganku sama Alfi.” kata Miko yang kemudian memeluk Nyokapnya.

Malam itu sungguh sangatlah malam yang tak terduga untuk Alfi dan Miko, bagaimana tidak, mereka berdua yang tadinya gagal ngedate, malah bertemu di rumahnya Miko. Bukan hanya itu, orang tua mereka pun berniat untuk menjodohkan mereka berdua.

“Bu Maya, besok Aku boleh kan pergi ke acara ulang tahun temanku bareng Alfi?” pinta Miko

“ia, boleh koq, tapi ingat, jangan ngapain-ngapain si Alfi yah?” kata Bu Maya yang kemudian tertawa ceria dengan nyokapnya Miko. Alfi sama Miko pun hanya menampilkan senyum kecil diwajah mereka. 

                                                                        ******

Esoknya hafid dan Alfi sudah bersiap-siap ke acara ulang tahunnya Fika. Mereka berdua sudah tak sabar ingin cepat-cepat bertemu.

“halo sayang, maaf, aku nggak bisa jemput kamu, mobil lagi dipake sama Ayah, kamu bisa kan pergi ke tempat acaranya sendiri? Nanti kita ketemu di sana? Bisa kan sayang?” kata Miko lewat penggilan seluler.

“ia sayang, nggak masalah koq. Kalo gitu aku berangkat sekarang. Bye sayang.” ucap Alfi yang kemudian mematikan panggilan Miko.

Acara ulang tahunnya Fika sangat mewah, setiap sudut didekorasi sedemikian rupa hingga sesuai dengan konsep yang diminta Fika.

“Sayang, bentar lagi acaranya udah dimulai, anak-anak yang lain juga udah banyak yang datang, tapi koq si Miko sama Alfi belum datang juga?” kata Fika yang agak kecewa.

“itu si Mikonya. Mik, sini.” panggil Hafid

“Alfinya mana?” tanya Fika

“maaf ya baru datang. Alfinya masih dalam perjalanan, gue nggak bisa jemput dia, soalnya mobil dipake sama ayah gue.” ucap Miko sambil merapikan jasnya.

“itu Alfi datang. Fi, sini.” panggil Miko

Seketika ruangan menjadi hening, semua mata yang ada tertuju pada Alfi. Dia tampak sangat cantik dengan gaun berwarna kuning yang membalut tubuhnya.

“maaf ya guys, gue telat.” kata alfi yang kemudian cipika-cipiki sama Fika.

“sayang, kamu cantik banget malam ini.” kata miko yang membuat Alfi hanya tertunduk malu.

“ok, kita mulai acaranya saja, Miko sama Alfi kan udah datang. Yuk sayang?” ucap Hafid yang kemudian mengenggam tangannya Fika dan berjalan ke tengah keramaian.

“teman-teman, makasih yah udah pada datang di acara ulang tahun gue dan semoga kalian menikmati acaranya.” kata Fika

Pelayan pun membawakan kue ulang tahun ke hadapan Fika.

“sebelum kue ini gue potong, gue pengen ngomong kalo hari ini bukan hanya gue yang berbahagia di sini, karena hari ini juga tepat 1 tahun sahabat gue Alfi dan Miko jadian. Jadi gue pengen motong kue ini barengan sama mereka berdua.” ucap Fika yang kemudian disambut dengan riuh tepuk tangan semua yang ada di situ.

“ayo Mik, Fi.” kata Hafid

Acara malam itu sangatlah spesial untuk Miko, Alfi, dan Fika. Mereka sama-sama merayakan hari ulang tahunnya Fika juga hari jadinya Miko dan Alfi. Sebelum acaranya selesai, malam itu Fika dan Miko berdansa bersama dengan yang lain.

“sayang, malam ini aku bahagia sekali, semoga kebahagian ini tak akan cepat sirna.” kata Alfi yang kemudian memeluk Miko

“ia sayang, aku juga. Maaf ya sayang, tadi nggak bisa jemput kamu. Fi, gue sayang banget sama lo, jangan ninggalin gue ya?” ucap miko yang kemudian mencium Alfi.

“ia sayang, aku janji nggak bakalan ninggalin kamu.” jawab Alfi dengan senyum diwajahnya. Mereka berdua pun menikmati lantunan melodi yang mebuat malam itu sangatlah spesial untuk mereka berdua.

                                                                      ******

“teman-teman makasih yah udah pada datang. Mik, lo jangan pulang dulu ya, bantuin Hafid beres-beres dulu. Bisa kan?” Pinta Fika

“tapi Fik…”

“udah, ngga apa-apa koq sayang, aku bisa pulang sendiri. Lagian ini kan hari ulang tahunnya Fika, masa kamu ngecewain dia.” kata Alfi yang memotong omongannya Miko

“ia deh sayang. Kamu beneran nggak marah kan kalo pulang sendiri?” kata Miko

“ia sayangku, aku nggak marah koq. Lagian ini kan permintaan sahabatku juga, masa aku marah.” kata Alfi dengan melemparkan senyum untuk Miko

“ya udah, hati-hati ya di jalan. Kalo udah nyampe rumah kabarin aku. Love you.” kata Miko

“ia sayang, Love you too.” jawab Alfi yang kemudian mencium Miko.

“Fik, gue balik duluan ya. Byeeee.” pamit Alfi

“bye Fi, maaf ya, mikonya aku pinjam bentar.” lanjut Fika

“ia, jangan lupa pulangin. Hahahaha” kata Alfi yang kemudian berlalu meninggalkan Miko dan Fika.

                                                                   *******

“akhirnya selesai juga. Capek juga ya bro.” kata Hafid

“Mik, Alfi nelpon nih.” panggil Fika

“hallo sayang, kamu udah nyampe?” tanya Miko

“maaf, ini dengan Bapak Miko?”

“ia dengan saya sendiri, maaf ini siapa ya? Koq megang HP pacar gue?” lanjut Miko

“maaf pak, ini kami dari rumah sakit Bunda Kasih mau ngelaporin kalo Ibu Alfi sedang dirawat dan kondisinya kritis.” kata seorang petugas medis

Seketika air mata Miko pun menetes.

“kamu kenapa Mik? Alfinya kenapa?” tanya Fika

“Alfi kecelakaan Fik, kondisinya kritis” ucap miko yang masih nggak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

“Mik, lo ke rumah sakit sekarang, biar nanti gue sama Fika yang kabarin ini ke orang tuanya Alfi.” lanjut Hafid

Miko pun segera berlari ke parkiran kemudian memacu motornya sekencang-kencangnya. Miko sudah tidak perduli dengan keselamatannya sendiri, yang ada dipikirannya sekarang cuma Alfi, kekasihnya.

“suster, pasien dengan nama Alfi dimana ya?” tanya Miko ke salah seorang petugas medis.

“sekarang dia lagi dalam kondisi kritis, dan ada di ruang operasi dokter sedang berusaha untuk menangani kasusnya.” ucap suster tersebut.

Mendengar itu Miko langsung tak berdaya, air matanya tak berhenti menetes. Kini orang yang dicintainya sedang dalam kondisi yang kritis, dan Miko tidak bisa berbuat apa-apa, hanya doa yang bisa Miko berikan.

“suster, keluarganya sudah datang?” tanya seorang dokter

Mendengar itu Miko kemudian menghampiri dokter tersebut.

“Dok, bagaimana keadaan Alfi sekarang? Dia baik-baik saja kan Dok?” tanya miko dengan memegang bahu dokter itu.

“pasien ingin bertemu dengan yang namanya Miko, Anda Miko?" Tanya sang dokter

"ia, saya Miko"

"tapi kami mohon jangan berbuat sesuatu yang menganggu kenyamanan pasien.” ucap dokter tersebut.

Miko pun menghampiri Alfi yang terbaring kritis.

“sayang, maafin aku ya, kalau saja tadi aku ngantar kamu balik ceritanya mungkin nggak bakalan seperti ini.” ucap miko sambil meneteskan air matanya

“kamu jangan nangis yah sayang, aku sayang kamu koq.” ucap Alfi yang kemudian tersenyum.

“Sayang, aku udah nggak kuat.” kata Alfi

“sayang, kamu yang kuat ya, aku bakalan di sini hingga kamu sembuh. Aku bakalan jagain kamu, ngerawat kamu. Aku sayang banget sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu.” kata miko yang masih meneteskan air matanya.

“sayang, kalo ayah sama ibuku datang, bilangin ke mereka aku minta maaf yah.”

Miko hanya bisa menganggukkan kepalanya.

“sayang, kamu ingat pertama kali kita jadian, saat itu adalah saat-saat yang paling bahagia dalam hidupku. Aku ngga bakalan lupa itu sayang. Aku pengen ke sana lagi sama kamu, menikmati senja itu. Miko aku sayang kamu.” ucap Alfi yang membuat Miko semakin meneteskan air matanya.

“aku ingat koq sayang, aku juga nggak bakalan lupa. Kamu yang kuat ya, dokter pasti bisa nyembuhin kamu. Aku sayang banget sama kamu. Yang kuat ya sayang.” kata Miko sambil merapikan rambut yang menutupi dahinya Alfi.

“sayang, janji yah, mulai hari ini kamu jangan nangis lagi.” ucap Alfi.

“ia sayang, aku janji.” sambung Miko.

“Miko, aku sayang kamu” 

kata Alfi sambil kalimatnya diikuti suara datar monitoring detak jantung.
Seketika suasana menjadi hening, Miko tak sanggup untuk membendung air matanya. Tangisannya semakin menjadi-jadi. Kini orang yang dicintainya telah terbujur kaku. Semua mimpi-mimpinya bersama Alfi kini hilang seketika.

“Fi, jangan ninggalin gue, gue sayang sama lo. Fi maafin gue. Fi bangun, jangan ninggalin gue. Fi, gue sayang banget sama lo. Fi gue mohon bangun.” miko tak kuasa membendung air matanya. Wanita yang membuatnya harus pergi ke kampus pagi-pagi kini telah pergi untuk selamanya.

“Fi, hari ini tepat satu tahun kita jadian, mengapa lo harus ninggalin gue di hari yang bahagia ini? Fi gue mohon bangun Fi, gue sayang sama lo, gue nggak mau kehilangan lo. Fi, gue mohon.”

“Miko, gimana keadaannya Alfi?” tanya nyokapnya Alfi yang sudah tiba di Ruangan.

Miko kemudian hanya bisa memandang ke arah Alfi yang telah tiada. Nyokapnya Alfi kemudian menangis histeris melihat putrinya kini sudah tak bernyawa. Semua yang datang termasuk Hafid, Fika, ayah, juga ibunya Miko tak bisa menahan mata mereka untuk menangis. Miko hanya bisa tertunduk lemas dengan sejuta air matanya.

                                                                ******
“Mik, ayo balik, hari sudah mulai gelap.” ucap Fika

“Hafid, Fika, sekarang Alfi sedang apa ya? Gue kangen banget sama dia, dia kangen nggak sih sama gue?” ucap Miko sambil meneteskan air matanya.

“Lo berdua tau nggak? Di pantai ini, dengan senja ini, gue pertama kali ngungkapin perasaan gue ke Alfi, dan dia nerima gue.” kata Miko yang disambut dengan suara desiran ombak.

“Miko, lo yang sabar yah, kita semua merasa kehilangan koq.” kata Hafi.

“ia Fid. katanya Alfi, dia ingin ke sini lagi kalau ada waktu. Sekarang hanya gue yang kesini seorang diri.” ucap Miko sambil memandang ke arah matahari.

“Mik, sudah setahun kepergian Alfi, gue harap lo jangan terus terusan bersedih. Alfi di sana pasti nggak mau lo bersedih. Sekarang yang bisa kita kasih ke dia cuma doa saja. Semoga dia senantiasa bersama orang-orang yang beriman.” kata Fika yang kemudian memukul pundak Miko.

“Fi, Gue sayang sama lo, gue rindu sama lo Fi. Baik-baik ya  di sana.” ucap Miko yang kemudian berlalu meninggalkan pantai itu bersama Fika dan Hafid.

                                                            *******

Setiap kisah cinta akan selalu meninggalkan bekas, meninggalkan sejarah. Walau tak selamanya kisah cinta itu berakhir indah, percayalah ada beberapa kisah cinta yang tak pernah usai.

Malang, 04 Februari 2016
Cerpen oleh: Ujung Pena

Diberdayakan oleh Blogger.

tentang DUNIAKU

Pulanglah,
sekali lagi

bukannya kita tak jauh-jauh soal rindu?
aku menunggumu di sini
dengan merah jingganya langit.

Cari Blog Ini