Aku mulai merindu, merindu yang tak seharusnya menjadi rindu
Lalu kau? Apa kau juga merindu?
Aku ingin merindumu secukupnya saja, seperti malam memberiku dingin seadanya, lalu gigil yang mengkoyak tubuhku seperlunya.
Aku takut jika harus merindumu selebihnya. Takut jika rindu ini semakin dalam dan aku terlalu takut jika harus jatuh lalu terkubur sedalam rindu ini.
Apa kau takut jika merindu sepertiku?
Ini adalah rinduku, aku ingin merindumu dengan caraku. Bagaimana rasanya? Itu adalah rinduku.
Jika kau ingin merindu, jangan merindu sepertiku. Sebab rindumu terlalu indah untuk dihujani angin malam.
Aku merindumu, merindu hingga aku lupa larut semakin pekat, sunyi semakin sepi, lalu tubuhku beku melupakan dingin.
Aku merindu hingga aku sendiri lupa, untuk apa aku merindu? Aku lupa bahwa rindu tak ada artinya tanpa pertemuan. Aku lupa jika merindu itu hanyalah dosa. Dosa yang ditanggungg orang yang merindu atau keduanya sama-sama menanggung dosa itu.
Jika dengan merindu bisa memilikimu, aku akan tetap merindu. Merindu hingga aku terbiasa dengan sakit.
Ujung Pena
Archive for Agustus 2016
From Me To You
Rain;
di atas seribu menara awan
rinduku jatuh rintik demi rintik
Batik Air ID6175V
Mariana Penyimpan Rindu
Setapak desa pinggiran kali itu
Langkah kakimu membawa rindu
Daun daun jatuh merindukan tanah
Kau bagai helaian rumput yang pintar mengikuti irama
Mungkin esok atau lusa
Kita akan seperti semut
Berpapasan lalu saling memunggungi
Kita akan berlalu bagai daun tinggalkan dahan
Mariana
Rindu ini hanyalah sajak sajak usang yang dilapisi air mata
Secarcik kertas kosong bukanlah wadah
Hanya saja tempat untuk melukis luka
Mariana
Barangkali hujan kali ini tak ada dimatamu
Tapi ada dimata orang lain
Barangkali seperti itu.
Diberdayakan oleh Blogger.
tentang DUNIAKU
Pulanglah,
sekali lagi
bukannya kita tak jauh-jauh soal rindu?
aku menunggumu di sini
dengan merah jingganya langit.
sekali lagi
bukannya kita tak jauh-jauh soal rindu?
aku menunggumu di sini
dengan merah jingganya langit.