Cinta Untuk Maria

Jumat, 11 Maret 2016

dikamar ini aku menyendiri

hanya lilin yang menerangi
bila sepi mengusik hati
jiwa ini terasa mati

jika senja bertirai malam
hanya dingin yang mencekam
kesepian yang semakin dalam
mata ini pun enggan terpejam

puisi untuk Maria
aku ciptakan saat mata enggan terpejam lama
kuluahkan perasaan dalam dada
mengukir kemesraan tanpa bayangan nyata
hanya lilin yang selalu mneyinari dan yang mampu membukakan mata

cinta untuk Maria
tak bisa dibeli dengan keindahan dunia
takkan terganti oleh mahalnya permata
hanya Maria gadis imajinasi yang aku cintai

oleh: Putra Samual


Hujan dan Memori

Rabu, 09 Maret 2016

Maukah kau kucintai dengan cinta yang pernah kecewa?
masih murnikah cinta yang pernah kecewa?
apakah cinta itu cuma cinta pertama?
kalau cinta pertama memang tak punya makna, lantas punya maknakah cinta-cinta berikutnya?
aku ingin mencintaimu dengan cinta yang pernah kecewa, maukah kau menerimanya?
maukah kau mencintai cinta yang pernah kecewa?
aku ingin mencintaimu dengan cinta yang pernah kecewa, bukan dengan metafora-metafora seperti penyair tua yang sok tahu tentang cinta itu!
tapi apakah kau juga akan mencintaiku dengan cinta yang pernah kecewa?

air hujan yang jatuh dari wuwungan rumah selalu mengingatkanku padamu
entah kenapa air hujan selalu mengingatkanku padamu
apakah air hujan juga selalu mengingatkanmu padaku?
entah kenapa air hujan selalu mengingatkanku padamu

baiklah aku akan melupakanmu seperti kau sudah melupakan namaku waktu kemarin kita bertemu di tangga-tangga batu di kota kecil yang jauh itu.

aku akan melupakanmu tapi aku akan mengingat namamu
aku akan melupakanmu tapi aku akan mengingat wajahmu
aku akan melupakanmu tapi aku akan mengingat cintamu, dulu.

mana mungkin hujan berhenti turun ke bumi
mana mungkin aku berhenti mengenangmu
mana mungkin kau berhenti melupakanku.

Jogjakarta, 18 April 2013
oleh: Saut Situmorang

Rinduku Nur Fauzah

Selasa, 08 Maret 2016

berlalu adalah sesuatu yang kita sebut waktu
menghilang entah yang tak pernah kita sadari

disampingku, secangkir kopi mulai habis
puas mendengar sebuah lagu dari film yang aku tak tahu judulnya
sesekali, melodi ini kunyanyikan bersama ingatan
senyum singkatmu kujadikan lirik sederhana tentang apa dan mengapa yang berulang kali gagal kusebutkan

Nur Fauzah
ketika merindu hanyalah sebuah dosa, aku hanya bisa melihatmu lewat doa
bermain dengan apa yang aku sebut harapan, hingga yang tersisa hanyalah samar-samar wajahmu

aku ingin bermimpi
mengajakmu menikmati indahnya fatamorgana
dan saat terbangun nanti, aku akan sadar, bahwa sesuatu yang ada hanyalah ketiadaan yang kita ciptakan

suaramu masih kujadikan kenangan pertama
melukis harapan untuk cinta yang sesaat

mungkin kau takkan mengerti
mengapa aku menuliskanmu dalam tulisan ini
sebab, ketika semua telah hilang
menulis adalah cara hati menggambarkan sesuatu yang spesial dalam memori

perlahan, tulisan ini akan memudar atau bahkan dilupakan
sebaiknya begitu
dan apabila bertemu nanti
aku ingin melihat senyummu
dan aku akan berkata "Terima Kasih Allah, telah menjadikannya bahagia"

Untukmu...

puisi selanjutnya klik disini

Kusebut Itu Langit Merah Jingga

Perlahan, semua akan berubah
Menghilang dengan entah yang tak pasti
menjadi serbuk rindu untuk masa yang kita titipkan
Kemudian musnah

Hati akan sadar, sesuatu yang tertulis pada halaman depan akan sia-sia
ketika dongeng yang kau ceritakan pada lembar terakhir lepas oleh apa yang disebut perpisahan.

Aku tak pernah menyangkal cerita ini
langit merah jingga yang membawamu pergi bersama gelap 
kemudian tinggalkan bintang yang aku sebut rindu.

17 oktober, maaf yang tak terucap
Mengenangmu adalah "DOSA"


Diberdayakan oleh Blogger.

tentang DUNIAKU

Pulanglah,
sekali lagi

bukannya kita tak jauh-jauh soal rindu?
aku menunggumu di sini
dengan merah jingganya langit.

Cari Blog Ini