Menyapa Rindu

Selasa, 06 September 2016

Sudah pagi, bumi sedang bercerah, yang lain menyerah
daun juga ilalang itu kian basah, sebagian asyik menari sang surya

ada yang tiba-tiba hidup dari mati semalam
melepas ragu menemui masa depan
suara burung camar bagai nyanyian kelam
meraba hati yang sedang gersang

sebentuk puisi hanyalah kiasan
melukis rindu di atas kertas
air mata adalah hujan
memeluk dingin berselimutkan resah

dari balik awan kota malang
seseorang menitipkan rindu pada elang
berharap ia sampai sebelum petang
lalu bersemayam di hati pemenang

Malang, 30 Agustus 2016
Ujung Pena

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.

tentang DUNIAKU

Pulanglah,
sekali lagi

bukannya kita tak jauh-jauh soal rindu?
aku menunggumu di sini
dengan merah jingganya langit.

Cari Blog Ini